45 Puisi Kecewa Untuk Seseorang Yang Tidak Menghargai
Satu hal yang tak pernah hilang dalam hidup ini yakni rasa kecewa. Apalagi rasa itu diberikan oleh seseorang yang kita anggap penting. Kecewa itu semakin dalam.
Bagaimanapun kita punya opsi. Jatuh ke lembah kecewa atau berdiri menangkap senang.
Kecewa itu memang gampang. Setiap orang pun mampu merasakannya. Bahkan tanpa bekerja keras.
Tapi jika senang, itu berbeda. Karena ia kadang-kadang perlu usaha untuk mendapatkannya.
Semakin hebat usaha seseorang, kian mahir pula kebahagiaan yang ia peroleh. Itulah sebabnya saya memilih untuk merebut kebahagiaan yang telah dicuri oleh kekecewaan.
Menerima takdir yakni awalnya. Ikhlas memeluk kekecewa ialah kelanjutannya.
Lalu pada kesudahannya bahagia menjadi penutupnya.
Bagaimanapun kita punya opsi. Jatuh ke lembah kecewa atau berdiri menangkap senang.
Kecewa itu memang gampang. Setiap orang pun mampu merasakannya. Bahkan tanpa bekerja keras.
Tapi jika senang, itu berbeda. Karena ia kadang-kadang perlu usaha untuk mendapatkannya.
Semakin hebat usaha seseorang, kian mahir pula kebahagiaan yang ia peroleh. Itulah sebabnya saya memilih untuk merebut kebahagiaan yang telah dicuri oleh kekecewaan.
Menerima takdir yakni awalnya. Ikhlas memeluk kekecewa ialah kelanjutannya.
Lalu pada kesudahannya bahagia menjadi penutupnya.
puisi kecewa sebab tidak dihargai. Apakah lebih baik aku pergi darimu? Menjauh dari dirimu. Mungkin itu lebih baik.
Dia tiba di dikala luka
Menghampiriku
Mengobati perih.
Dia tiba kepadaku
Dengan membawa sejuta bunga
Mengharumkan jiwaku
Mengembalikan senyumanku.
Dia memetik butir-butir sedih
Satu per satu dari diriku
lalu memenuhi dengan kebahagiaan.
Aku hanya ingin menjagamu dari sakit hati,
dari perasaan tidak dihargai.
Namun, tidak dari perempuan lain.
Karena sekuat apa saya menjagamu,
sesempurna apa rasanya aku mencintaimu,
tidak ada yang bisa aku kerjakan
bila telah berhadapan dengan pilihanmu.
Desi P. Lestari
Karena saya tahu
Bahwa aku telah
Melepaskan seseorang
Yang berguna bagiku.
Tapi aku sadar
Bahwa yang sudah pergi
Tidak akan kembali.
Waktuku terbuang
Untuk menunggu
seseorang yang
Telah menentukan hilang.
Dulu kukira
Semua akan kembali
Baik-baik saja.
Ternyata tidak.
Seharusnya dahulu
Aku tak menanti
Seharusnya dulu
Aku pribadi berusaha
Merelakan.
Kamu benar,
Tidak baik berharap
Terlalu besar kepada seseorang.
Jangan-jangan
Suatu hari orang yang kau harap
Justeru yang mematahkan hatimu.
Nanti, meskipun beribu alasan
Dia ungkapkan
Tak mampu lagi untuk membereskan hatimu itu.
Tak selamanya
Yang berdua denganmu
Dia akan selalu bersamamu.
Suatu hari nanti
Bisa jadi beliau orang yang paling kau benci.
Ketika itu
Mungkin kamu gres saja melihat kelemahan, padahal selama ini kamu melihat segala keunggulan.
Aku ingin berterimakasih
Kepada dua orang.
Pertama,
Pada mereka yang setia
Berteman denganku
Meski saya berteman
Dengan orang yang tidak sukainya.
Kedua,
Kepada mereka yang tidak menjauhiku
Setelah mendengar omongan jelek
Dari ekspresi orang lain
Tentang diriku.
Kadang
Aku mencoba berpikir
Kebohonganmu mungkin baik.
Bisa jadi untuk mempertahankan
Hubungan baik antara kita.
Namun
Entah kenapa
Aku kurang suka.
Lebih baik
Berbicara apa adanya.
Meski
Bisa jadi
Aku murka.
Tapi tak akan usang.
.
.
Aku menulis puisi kecewa bukan alasannya merasa tak dihargai. Bukan pula mengeluhkan nasibuku dalam kehidupan ini. Sekedar ingin meredam sesaat gejolak amarahku.
Aku pernah memaksa
Agar engkau menjadi milikku.
Hingga aku mengerti
Bahagiamu bukan bersamaku.
Aku gres sadar,
Aku terlalu egois
Memikirkan bahagiaku
Mengorbankan bahagia orang lain.
Makara
Maafkan saya.
Kau tahu?
Aku tak lagi khawatir
Hati kecewa karena
kau membohongiku.
Karena aku pun
Bisa yakin dengan ucapanmu
Walau cuma akal-akalan
- membohongimu.
Aku senantiasa percaya seseorang. Apa yang katakannya, diucapkannya, dan segala sesuatu yang keluar dari lisannya.
Dunia ini
tidak begitu keras.
Nasib ini
tidak begitu pahit.
Hanya saja
aku terlalu terpikat
pada dunia dan isinya.
Hingga aku tersiksa
oleh apa yang tak kudapat.
Terkadang kita tidak butuh orang yang paham diri kita. Yang kita perlukan yakni mengerti diri kita sendiri.
Dunia ini kadang tampaktidak akrab. Akan lebih tidak bersahabat saat kita tidak memahami diri sendiri.
Bukan wacana cita-cita. Salah kita yaitu tidak memahami kebutuhan.
Kamu mendapatkan kesulitan karena kau membutuhkan cara untuk menimbulkan jiwamu bersabar.
Dan hanya dengan kesulitan itu kau bersabar. Esok kamu akan tahu kenapa kesusahan ini mencabikmu.
Bisa jadi kau sungguh membutuhkannya dikala menghadapi angin puting-beliung yang lebih besar. Di saat itu jiwamu telah kuat sekuat kerikil karang. Tak hancur meskipun dihantam gelombang.
Maka bersyukurlah untuk segala kesulitan.
Bukan salah kehidupan
Kalau hatiku kecewa.
Ia ialah salahku
Yang meletakan keinginan
Jauh di hamparan kehidupan.
Aku yang salah.
Selalu mengejar-ngejar -ngejar kebahagiaan
Dan kabar buruknya,
Semakin kukejar semakin menjauh.
Aku berduka
Sebab tak kugapai
Apa yang jadi impian.
Habis pula seluruh tenaga
Namun belum jua kunjung bahagia.
Lama sekali murung mengintai
Akupun resah dibuatnya.
Ingin kubuang jauh-jauh,
Tetapi dia semakin merayu.
Kini saya memahami
Dukaku laksana pagar
Yang menghalangiku dari dunia ini.
Ia seolah mempunyai mulut
Yang ingin menyampaikan
“Jauhi dunia ini.
Tempatmu bukan di sini.!”
Maka saat hatiku menjauh
Sekaligus mendapatkan diri sendiri
Di situlah
Muncul senang
Walau tanpa diundang.
Aku jatuh cinta pada kehidupan. Terpesona oleh kemilaunya. Terjerumus oleh kata-kata manusianya.
Aku terpengaruhi. Untuk menggamit apa yang seharusnya tidak kugapai. Mengimpikan apa yang dihentikan kuangankan.
Di situlah saya tahu kenapa hati kecewa pada kehidupan.
Karena salahku menempatkan keinginan. Ia terlalu tinggi. Sehingga aku tak mungkin menggapainya. Ia terlalu tinggi sehingga saat jatuh, sakitnya terasa sekali.
Padamu saya jatuh cinta
Kutumpahkan harapan
Cinta, pengorbanan, dan semuanya.
Kusangka
Ada banyak hal kudapatkan.
Nyatanya,
Yang hanya kecewa.
Seperti burung
Ingin rasanya melayang jauh
Meninggalkan dunia ini
Dengan segala keresahannya.
Apakah aku tak boleh bahagia
Mengecap manisnya kehidupan
Merasakan gurihnya tertawa
Sunyi dari segala yang berjulukan kerisauan?
Aku ingin pergi
Jauh sekali.
Ke daerah yang tidak memiliki dongeng murung.
Aku ingin pergi
Jauh sekali.
Menuju langit biru
Yang membentang jauh.
Menaungi awan gemawan
Melepaskan hujan
Dan melihat bagaimana tanah kering subur kembali kehijauan.
Sudah kukatakan padamu,
Bahwa kau tak boleh begitu.
Nanti kau kecewa
Saat impianmu lenyap seketika.
Belajarlah dari bunga
Yang mekar pada waktunya
Meski tak seorangpun tak melihatnya.
Belajar pada bunga,
Yang layu pada saatnya
Meski banyak orang mencintainya.
Sudah kukatakan,
Jangan meletakan cita-cita
Pada insan.
Bekerjalah dalam diam
Sunyikan hatimu dari segala ucapan
Yang keluar dari ekspresi insan.
Jangan meletakan harapan
Pada jantung kehidupan.
Sebab kehidupan ini niscaya hancur
Hancur pula impianmu.
Kan, sudah kukatakan?
Kalau kau mampu bahagia hari ini, bahagialah. Kenapa harus menanti yang tak niscaya? Kenapa merelakan diri disiksa oleh sesuatu yang belum ada?
Sebenarnya aneka macam yang bisa menciptakan hati kecewa. Mudah sekali kekecewaan menyobek tirai hati yang sudah rapuh. Kita bisa kecewa pada seseorang yang tak menghargai pengorbanan. Kecewa pada kehidupan yang tak mau sesuai dengan keinginan. Bahkan mampu kecewa pada orang tua, seperti ayah kita.
Mari kita lupakan semua itu. Mari langkahkan kaki ke tengah-tengah kebahagiaan dalam kehidupan.
Kita senang atas kesulitan yang Allah berikan. Yang dengannya terdidik jiwa menjadi jiwa yang sungguh tabah.
Kita belajar dari orang yang memberi luka. Yang dengannya kita paham kenapa jiwa mesti besar dan lapang.
Kita seharusnya senang pada seseorang yang mengecewakan. Yang dengannya kita tahu bahwa tidak semua kebaikan berbalas kebaikan.
Meskipun berat,
Tunaikan tugasmu.
Meskipun sengsara
Bersabarlah atas dunia.
Meskipun kecewa,
Tetaplah memaafkan.
Karena pada akhirnya
Ini bukan wacana kamu dan senang.
Tetapi tentang caramu merespon
kau peroleh pahalanya
kelak di hari-hari abadi.
Atau sikapmu
Membuatmu mendapat sengsara.
.
.
Kecewa memang senantiasa ada di dunia ini. Di kota maupun di desa. Orang kaya maupun miskin. Berpendidikan ataukah tidak. Semuanya mengecap kekecewaan.
2.1. Datangnya Di Tengah Luka
Dia tiba di dikala luka
Menghampiriku
Mengobati perih.
Dia tiba kepadaku
Dengan membawa sejuta bunga
Mengharumkan jiwaku
Mengembalikan senyumanku.
Dia memetik butir-butir sedih
Satu per satu dari diriku
lalu memenuhi dengan kebahagiaan.
2.2. Menjagamu Dari Sakit
Aku hanya ingin menjagamu dari sakit hati,
dari perasaan tidak dihargai.
Namun, tidak dari perempuan lain.
Karena sekuat apa saya menjagamu,
sesempurna apa rasanya aku mencintaimu,
tidak ada yang bisa aku kerjakan
bila telah berhadapan dengan pilihanmu.
Desi P. Lestari
2.3. Tidak Kembali
Karena saya tahu
Bahwa aku telah
Melepaskan seseorang
Yang berguna bagiku.
Tapi aku sadar
Bahwa yang sudah pergi
Tidak akan kembali.
2.4. Waktuku Terbuang Sia-sia
Waktuku terbuang
Untuk menunggu
seseorang yang
Telah menentukan hilang.
Dulu kukira
Semua akan kembali
Baik-baik saja.
Ternyata tidak.
Seharusnya dahulu
Aku tak menanti
Seharusnya dulu
Aku pribadi berusaha
Merelakan.
Kecewa Dibohongi Kekasih
Kamu benar,
Tidak baik berharap
Terlalu besar kepada seseorang.
Jangan-jangan
Suatu hari orang yang kau harap
Justeru yang mematahkan hatimu.
Nanti, meskipun beribu alasan
Dia ungkapkan
Tak mampu lagi untuk membereskan hatimu itu.
3.1. Tak Selamanya
Tak selamanya
Yang berdua denganmu
Dia akan selalu bersamamu.
Suatu hari nanti
Bisa jadi beliau orang yang paling kau benci.
Ketika itu
Mungkin kamu gres saja melihat kelemahan, padahal selama ini kamu melihat segala keunggulan.
3.2. Terimakasih
Aku ingin berterimakasih
Kepada dua orang.
Pertama,
Pada mereka yang setia
Berteman denganku
Meski saya berteman
Dengan orang yang tidak sukainya.
Kedua,
Kepada mereka yang tidak menjauhiku
Setelah mendengar omongan jelek
Dari ekspresi orang lain
Tentang diriku.
3.3. Membohongi
Kadang
Aku mencoba berpikir
Kebohonganmu mungkin baik.
Bisa jadi untuk mempertahankan
Hubungan baik antara kita.
Namun
Entah kenapa
Aku kurang suka.
Lebih baik
Berbicara apa adanya.
Meski
Bisa jadi
Aku murka.
Tapi tak akan usang.
3.4. Janji Seorang Lelaki
Janji itu harga seorang lelaki;
Apabila beliau ingkar,
Dia melukai dua hal besar.
Perempuannya dan harga dirinya.
Apabila beliau ingkar,
Dia melukai dua hal besar.
Perempuannya dan harga dirinya.
.
.
Aku menulis puisi kecewa bukan alasannya merasa tak dihargai. Bukan pula mengeluhkan nasibuku dalam kehidupan ini. Sekedar ingin meredam sesaat gejolak amarahku.
Aku pernah memaksa
Agar engkau menjadi milikku.
Hingga aku mengerti
Bahagiamu bukan bersamaku.
Aku gres sadar,
Aku terlalu egois
Memikirkan bahagiaku
Mengorbankan bahagia orang lain.
Makara
Maafkan saya.
3.5. Tak Cemas
Kau tahu?
Aku tak lagi khawatir
Hati kecewa karena
kau membohongiku.
Karena aku pun
Bisa yakin dengan ucapanmu
Walau cuma akal-akalan
- membohongimu.
Puisi Kecewa Tentang Kehidupan
Aku senantiasa percaya seseorang. Apa yang katakannya, diucapkannya, dan segala sesuatu yang keluar dari lisannya.
Dunia ini
tidak begitu keras.
Nasib ini
tidak begitu pahit.
Hanya saja
aku terlalu terpikat
pada dunia dan isinya.
Hingga aku tersiksa
oleh apa yang tak kudapat.
Terkadang kita tidak butuh orang yang paham diri kita. Yang kita perlukan yakni mengerti diri kita sendiri.
Dunia ini kadang tampaktidak akrab. Akan lebih tidak bersahabat saat kita tidak memahami diri sendiri.
Bukan wacana cita-cita. Salah kita yaitu tidak memahami kebutuhan.
Kamu mendapatkan kesulitan karena kau membutuhkan cara untuk menimbulkan jiwamu bersabar.
Dan hanya dengan kesulitan itu kau bersabar. Esok kamu akan tahu kenapa kesusahan ini mencabikmu.
Bisa jadi kau sungguh membutuhkannya dikala menghadapi angin puting-beliung yang lebih besar. Di saat itu jiwamu telah kuat sekuat kerikil karang. Tak hancur meskipun dihantam gelombang.
Maka bersyukurlah untuk segala kesulitan.
Kenapa Mengejar Bahagia?
Bukan salah kehidupan
Kalau hatiku kecewa.
Ia ialah salahku
Yang meletakan keinginan
Jauh di hamparan kehidupan.
Aku yang salah.
Selalu mengejar-ngejar -ngejar kebahagiaan
Dan kabar buruknya,
Semakin kukejar semakin menjauh.
Dukaku Adalah Pagar Kehidupan
Aku berduka
Sebab tak kugapai
Apa yang jadi impian.
Habis pula seluruh tenaga
Namun belum jua kunjung bahagia.
Lama sekali murung mengintai
Akupun resah dibuatnya.
Ingin kubuang jauh-jauh,
Tetapi dia semakin merayu.
Kini saya memahami
Dukaku laksana pagar
Yang menghalangiku dari dunia ini.
Ia seolah mempunyai mulut
Yang ingin menyampaikan
“Jauhi dunia ini.
Tempatmu bukan di sini.!”
Maka saat hatiku menjauh
Sekaligus mendapatkan diri sendiri
Di situlah
Muncul senang
Walau tanpa diundang.
Jatuh Cinta, Lalu Kecewa
Aku jatuh cinta pada kehidupan. Terpesona oleh kemilaunya. Terjerumus oleh kata-kata manusianya.
Aku terpengaruhi. Untuk menggamit apa yang seharusnya tidak kugapai. Mengimpikan apa yang dihentikan kuangankan.
Di situlah saya tahu kenapa hati kecewa pada kehidupan.
Karena salahku menempatkan keinginan. Ia terlalu tinggi. Sehingga aku tak mungkin menggapainya. Ia terlalu tinggi sehingga saat jatuh, sakitnya terasa sekali.
Padamu saya jatuh cinta
Kutumpahkan harapan
Cinta, pengorbanan, dan semuanya.
Kusangka
Ada banyak hal kudapatkan.
Nyatanya,
Yang hanya kecewa.
Apakah Aku Tak Boleh Bahagia?
Seperti burung
Ingin rasanya melayang jauh
Meninggalkan dunia ini
Dengan segala keresahannya.
Apakah aku tak boleh bahagia
Mengecap manisnya kehidupan
Merasakan gurihnya tertawa
Sunyi dari segala yang berjulukan kerisauan?
Aku ingin pergi
Jauh sekali.
Ke daerah yang tidak memiliki dongeng murung.
Aku ingin pergi
Jauh sekali.
Menuju langit biru
Yang membentang jauh.
Menaungi awan gemawan
Melepaskan hujan
Dan melihat bagaimana tanah kering subur kembali kehijauan.
Impian Dan Harapan
Sudah kukatakan padamu,
Bahwa kau tak boleh begitu.
Nanti kau kecewa
Saat impianmu lenyap seketika.
Belajarlah dari bunga
Yang mekar pada waktunya
Meski tak seorangpun tak melihatnya.
Belajar pada bunga,
Yang layu pada saatnya
Meski banyak orang mencintainya.
Sudah kukatakan,
Jangan meletakan cita-cita
Pada insan.
Bekerjalah dalam diam
Sunyikan hatimu dari segala ucapan
Yang keluar dari ekspresi insan.
Jangan meletakan harapan
Pada jantung kehidupan.
Sebab kehidupan ini niscaya hancur
Hancur pula impianmu.
Kan, sudah kukatakan?
Kalau kau mampu bahagia hari ini, bahagialah. Kenapa harus menanti yang tak niscaya? Kenapa merelakan diri disiksa oleh sesuatu yang belum ada?
Sebenarnya aneka macam yang bisa menciptakan hati kecewa. Mudah sekali kekecewaan menyobek tirai hati yang sudah rapuh. Kita bisa kecewa pada seseorang yang tak menghargai pengorbanan. Kecewa pada kehidupan yang tak mau sesuai dengan keinginan. Bahkan mampu kecewa pada orang tua, seperti ayah kita.
Mari kita lupakan semua itu. Mari langkahkan kaki ke tengah-tengah kebahagiaan dalam kehidupan.
Kita senang atas kesulitan yang Allah berikan. Yang dengannya terdidik jiwa menjadi jiwa yang sungguh tabah.
Kita belajar dari orang yang memberi luka. Yang dengannya kita paham kenapa jiwa mesti besar dan lapang.
Kita seharusnya senang pada seseorang yang mengecewakan. Yang dengannya kita tahu bahwa tidak semua kebaikan berbalas kebaikan.
Meskipun berat,
Tunaikan tugasmu.
Meskipun sengsara
Bersabarlah atas dunia.
Meskipun kecewa,
Tetaplah memaafkan.
Karena pada akhirnya
Ini bukan wacana kamu dan senang.
Tetapi tentang caramu merespon
kau peroleh pahalanya
kelak di hari-hari abadi.
Atau sikapmu
Membuatmu mendapat sengsara.
.
.
Kecewa memang senantiasa ada di dunia ini. Di kota maupun di desa. Orang kaya maupun miskin. Berpendidikan ataukah tidak. Semuanya mengecap kekecewaan.
Posting Komentar untuk "45 Puisi Kecewa Untuk Seseorang Yang Tidak Menghargai"