60 Pantun Kanak Kanak, Muda Dan Renta Untuk Tugas Sekolah
Sebelumnya kita sudah jelaskan jenis-jenis pantun. Secara lazim pantun terbagi menjadi tiga.
Pertama pantun kanak-kanak, pantun muda, dan pantun bau tanah.
[26]
Indah lukisan hasil karya,
Sungguh cerah warna warninya.
Cinta mesti dengan setia,
Jika ingin hidup bahagia.
[27]
Jangan menulis di atas beling,
Mari menulis di atas meja.
Untuk apa menangis karena cinta,
Lebih baik menangis karena dosa.
[28]
Air mengalir dari pancuran,
Tempat minum anak rusa.
Untuk apa berpacaran,
Itu hanya menambah dosa.
[29]
Jangan menambal dinding kayu,
Rekatkan dengan besi paku.
Jangan menggombal jangan merayu,
Kalau kamu siap, pinanglah aku.
[30]
Nasi goreng tabur bawang,
Makan dulu untuk sarapan.
Dalam hidup mesti berjuang,
Jangan sampai putus impian.
[31]
Dari kebun memetik sayur,
Sayur dimasak banyak gizinya.
Tak yummy makan tak enak tidur,
Teringat kekasih jauh di sana.
[32]
Angin bertiup dari barat,
Bertiup sebentar hanya melalui.
Rindu ini begitu berat,
Hendak dilepas jua tak besar lengan berkuasa.
[33]
Apa tanda durian bau tanah,
Aroma amis, buahnya jatuh.
Apa tanda jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu.
[34]
Dari gerimis menjadi hujan,
Hujan turun amat derasnya.
Ingin kulamar gadis pujaan,
Sayang saya orang tidak memiliki.
[35]
Pagi hari udara menderu,
Memancing di sungai dapat kerapu.
Gadis anggun berkerudung biru,
Betapa manis bila tersipu.
[36]
Baju batik kain cindai,
Hendak dipakai di malam hari.
Sudah anggun anaknya pintar,
Laksana bunga mekar bersemi.
[37]
Hari hujan situasi sendu,
Hanya menatap ikan di bak.
Tak tahan menahan rindu,
Cinta terpendam jauh di dalam.
[38]
Kayu jati untuk pintu,
Dari pantai membawa kerang.
Hati ini merasa rindu,
Sayang rindu masih terlarang.
[39]
Untuk apa jadi biduan,
Hanya berdengan satu nyanyian.
Duduk cantik di peraduan,
Kursi pengantin jadi harapan.
[40]
Hari dingin sungguh terasa,
Minum jahe hangat rasanya.
Betapa ingin cepat berjumpa,
Obati rindu di dalam dada.
Pantun bau tanah ialah pantun yang umum dibentuk oleh orang renta. Terdiri dari berbagai jenis: pantun adat, pantun saran, dan pantun kelakar.
Berikut ini yakni contoh dari pantun orang bau tanah.
[41]
Hari senja hari petang,
indah cahaya membuat takjub.
Tinggi kelapa sebab batang,
Tinggi hati karena ujub.
[42]
Sepeda berlangsung di atas roda,
Kaki mengayuh sepeda menjinjing .
Banyak mencar ilmu di waktu muda,
Jangan menyesal di waktu renta.
[43]
Pujangga menulis dengan pena.
Siapa insan bisa bersabar,
pasti sifatnya bijaksana.
[44]
Pak kyai pakai sorban,
Menuju masjid beliau berjalan.
Orang tua senantiasa berkorban,
Agar anak dalam kebahagiaan.
[45]
Sangat indah bunga taman,
Waktu senja cahaya temaram.
Isi hati dengan dogma,
Agar hidup jadi tentram.
[46]
Hari panas, anak mimisan,
Perut lapar makan ketan.
Siapa pandai mempertahankan ekspresi,
Niscaya selamat seluruh badan.
[47]
Buah kenari buah salak,
Beli sekilo di pasar pagi.
Jangan jadi orang galak,
Nanti sobat akan pergi.
[48]
Burung dara burung merpati,
Terbang terbang jauh ke awan.
Jika ingin terhibur hati,
Ingat Tuhan Maha Penyayang.
[49]
Awan hitam turun hujan,
Ikan berenang di kolam lebar.
Dunia ini adalah cobaan,
Hadapi dengan penuh sabar.
[50]
Raja punya banyak serdadu,
Dari Barat banyak bekalnya.
Hidup di dunia sementara,
Hidup akhirat untuk selamanya.
[51]
Kuda jantan suka berkelana,
Jauh ke negeri mengembara.
Aqidah Islam yang utama,
Membuat hidup ringan terasa.
[52]
Sangat indah kerikil kefir,
Jatuh di bawah pohon kecipir.
Di dunia laksana musafir,
hidup sekedar untuk mampir.
[53]
Hujan turun tanahnya lembap,
Berkumpul air di tengah sawah.
Jangan galau jangan bingung,
Bahagia itu pilihan utama.
[54]
Ayam jantan turun berlaga,
Tanduk indah milik si rusa.
Pandangan mata mesti terjaga,
Jangan terkena maksiat dosa.
[55]
Berkicau indah burung tekukur,
Numpang mandi akrab sumur.
Siapa orang arif bersyukur,
Hidup akan semakin makmur.
[56]
Mendaki jauh ke gunung kapur,
Bawa bekal daging kebab.
Kalau hidup senantiasa kufur,
Diganti lezat dengan adzab.
[57]
Kain putih ujungnya berenda,
Kan dijahit dibuat celana.
Sholat jangan ditunda-tunda,
Karena amal yang sungguh utama.
[58]
Jalan-jalan naik kereta,
Pakai topi di kepala.
Kalau hendak mencari harta,
Niatkan untuk mencari pahala.
[59]
Bunga bersemi banyak merekah,
Tempat bermain si binatang lebah.
Siapa orang suka sedekah,
Pasti hidupnya kian berkah.
[60]
Tanam padi di tanah rawa,
Tumbuh subur tiada hama.
Demikian kumpulan pantun tua,
Moga menjadi saran tuk bersama.
Nah itulah kumpulan bait-bait dari pantun kanak-kanak, orang bau tanah, dan pantun muda. Kalau tugasnya telah selesai, bisa pula baca kumpulan pantun lucu yang membuat kau tertawa.
Pertama pantun kanak-kanak, pantun muda, dan pantun bau tanah.
[26]
Indah lukisan hasil karya,
Sungguh cerah warna warninya.
Cinta mesti dengan setia,
Jika ingin hidup bahagia.
[27]
Jangan menulis di atas beling,
Mari menulis di atas meja.
Untuk apa menangis karena cinta,
Lebih baik menangis karena dosa.
[28]
Air mengalir dari pancuran,
Tempat minum anak rusa.
Untuk apa berpacaran,
Itu hanya menambah dosa.
[29]
Jangan menambal dinding kayu,
Rekatkan dengan besi paku.
Jangan menggombal jangan merayu,
Kalau kamu siap, pinanglah aku.
[30]
Nasi goreng tabur bawang,
Makan dulu untuk sarapan.
Dalam hidup mesti berjuang,
Jangan sampai putus impian.
Pantun Muda Berisikan Tentang Memendam Rindu
[31]
Dari kebun memetik sayur,
Sayur dimasak banyak gizinya.
Tak yummy makan tak enak tidur,
Teringat kekasih jauh di sana.
[32]
Angin bertiup dari barat,
Bertiup sebentar hanya melalui.
Rindu ini begitu berat,
Hendak dilepas jua tak besar lengan berkuasa.
[33]
Apa tanda durian bau tanah,
Aroma amis, buahnya jatuh.
Apa tanda jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu.
[34]
Dari gerimis menjadi hujan,
Hujan turun amat derasnya.
Ingin kulamar gadis pujaan,
Sayang saya orang tidak memiliki.
[35]
Pagi hari udara menderu,
Memancing di sungai dapat kerapu.
Gadis anggun berkerudung biru,
Betapa manis bila tersipu.
[36]
Baju batik kain cindai,
Hendak dipakai di malam hari.
Sudah anggun anaknya pintar,
Laksana bunga mekar bersemi.
[37]
Hari hujan situasi sendu,
Hanya menatap ikan di bak.
Tak tahan menahan rindu,
Cinta terpendam jauh di dalam.
[38]
Kayu jati untuk pintu,
Dari pantai membawa kerang.
Hati ini merasa rindu,
Sayang rindu masih terlarang.
[39]
Untuk apa jadi biduan,
Hanya berdengan satu nyanyian.
Duduk cantik di peraduan,
Kursi pengantin jadi harapan.
[40]
Hari dingin sungguh terasa,
Minum jahe hangat rasanya.
Betapa ingin cepat berjumpa,
Obati rindu di dalam dada.
3. Contoh Pantun Tua
Pantun bau tanah ialah pantun yang umum dibentuk oleh orang renta. Terdiri dari berbagai jenis: pantun adat, pantun saran, dan pantun kelakar.
Berikut ini yakni contoh dari pantun orang bau tanah.
[41]
Hari senja hari petang,
indah cahaya membuat takjub.
Tinggi kelapa sebab batang,
Tinggi hati karena ujub.
[42]
Sepeda berlangsung di atas roda,
Kaki mengayuh sepeda menjinjing .
Banyak mencar ilmu di waktu muda,
Jangan menyesal di waktu renta.
[43]
Bendera raja selalu berkibar,
Pujangga menulis dengan pena.
Siapa insan bisa bersabar,
pasti sifatnya bijaksana.
[44]
Pak kyai pakai sorban,
Menuju masjid beliau berjalan.
Orang tua senantiasa berkorban,
Agar anak dalam kebahagiaan.
[45]
Sangat indah bunga taman,
Waktu senja cahaya temaram.
Isi hati dengan dogma,
Agar hidup jadi tentram.
[46]
Hari panas, anak mimisan,
Perut lapar makan ketan.
Siapa pandai mempertahankan ekspresi,
Niscaya selamat seluruh badan.
[47]
Buah kenari buah salak,
Beli sekilo di pasar pagi.
Jangan jadi orang galak,
Nanti sobat akan pergi.
[48]
Burung dara burung merpati,
Terbang terbang jauh ke awan.
Jika ingin terhibur hati,
Ingat Tuhan Maha Penyayang.
[49]
Awan hitam turun hujan,
Ikan berenang di kolam lebar.
Dunia ini adalah cobaan,
Hadapi dengan penuh sabar.
[50]
Raja punya banyak serdadu,
Dari Barat banyak bekalnya.
Hidup di dunia sementara,
Hidup akhirat untuk selamanya.
Pantun Tua Berisikan Nasehat Kehidupan
[51]
Kuda jantan suka berkelana,
Jauh ke negeri mengembara.
Aqidah Islam yang utama,
Membuat hidup ringan terasa.
[52]
Sangat indah kerikil kefir,
Jatuh di bawah pohon kecipir.
Di dunia laksana musafir,
hidup sekedar untuk mampir.
[53]
Hujan turun tanahnya lembap,
Berkumpul air di tengah sawah.
Jangan galau jangan bingung,
Bahagia itu pilihan utama.
[54]
Ayam jantan turun berlaga,
Tanduk indah milik si rusa.
Pandangan mata mesti terjaga,
Jangan terkena maksiat dosa.
[55]
Berkicau indah burung tekukur,
Numpang mandi akrab sumur.
Siapa orang arif bersyukur,
Hidup akan semakin makmur.
[56]
Mendaki jauh ke gunung kapur,
Bawa bekal daging kebab.
Kalau hidup senantiasa kufur,
Diganti lezat dengan adzab.
[57]
Kain putih ujungnya berenda,
Kan dijahit dibuat celana.
Sholat jangan ditunda-tunda,
Karena amal yang sungguh utama.
[58]
Jalan-jalan naik kereta,
Pakai topi di kepala.
Kalau hendak mencari harta,
Niatkan untuk mencari pahala.
[59]
Bunga bersemi banyak merekah,
Tempat bermain si binatang lebah.
Siapa orang suka sedekah,
Pasti hidupnya kian berkah.
[60]
Tanam padi di tanah rawa,
Tumbuh subur tiada hama.
Demikian kumpulan pantun tua,
Moga menjadi saran tuk bersama.
Nah itulah kumpulan bait-bait dari pantun kanak-kanak, orang bau tanah, dan pantun muda. Kalau tugasnya telah selesai, bisa pula baca kumpulan pantun lucu yang membuat kau tertawa.
Posting Komentar untuk "60 Pantun Kanak Kanak, Muda Dan Renta Untuk Tugas Sekolah"