Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

75 Contoh Majas Personifikasi: Kalimat Dan Puisi Dan Pengertiannya

Majas merupakan salah satu dari gaya bahasa. Banyak sekali macam-macam jenis majas.

Kita mengenal majas antitesis, paradoks, hiperbola, metafora, litotes, sarkasme, dan lain sebagainya.

Namun secara lazim seluruh majas-majas itu dapat dikategorikan sebagai berikut.

Yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.

Ada pula yang membuat klasifikasi dengan majas pertautan.

Kali ini kita akan membicarakan salah satu dari majas perbandingan. Yakni majas
Personifikasi.

Apa itu Majas?

Menurut gorys keraf: majas ialah bahasa kias , bahasa yang indah untuk meningkatkan imbas jangan cara memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang lebih umum.

Dengan majas kita bisa mengembangkan khayalan. Menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih beragam.

Oleh alasannya itu para andal sastra - mirip penyair dan penulis - mempunyai kesanggupan menggunakan aneka macam macam majas.

Misalnya dalam novel novel karya Tere Liye. Pasti kita akan menemukan aneka macam macam majas.

Marilah kita pelajari salah satu majas perbandingan berikut ini.


    Pengertian Majas Personifikasi


    Majas personifikasi merupakan majas yang yang yang memperlakukan benda mati seolah-olah dapat mengerjakan apa yang dilaksanakan oleh manusia.

    teladan dalam puisi.

    Contoh Majas Personifikasi Dalam Puisi


    Majas ini ialah majas yang sering dipakai dalam menulis puisi.

    Dengan memakai majas ini, sebuah puisi terasa lebih hidup dan indah.


    Lereng Gunung

    Pengarang - Iyun

    Jangan kau tanya
    Tentang indahnya lereng ini
    Tentang hijaunya yang tepat.

    Aku hanya ingin bercerita
    Tentang sungai kecil
    Di tepi lereng yang mungil

    Ia berjalan
    Dari ketinggian.

    Lalu turun menyusuri
    Lembah-lembah yang amat sunyi.

    Mengairi sawah-sawah
    Dan menyapa para petani.

    Itulah sungai kecil
    Di lereng gunung yang mungil.


    Ombak


    Senja telah datang
    Menghampiri semua Insan.

    Dan malam akan menyambut
    Kedatangan sang Rembulan.

    Masih di sini
    Di tepi pantai yang indah
    Biar ku saksikan ombak
    Yang menari-nari di depan mata.

    Kadang dia berdebur
    Memecah kesunyian
    Lalu tiba terhadap karang
    Mungkin ingin melepas kerinduan.


    Pengemis Kecil


    Dua anak kecil
    Berlari di antara terik
    Menggamit nasib
    Yang berputar tiada henti.

    Baju lusuh memeluk tubuhnya
    Melindungi dari terik sang surya
    Dan kakinya tanpa ganjal
    Menapaki jalan terjal.


    Puisi diatas mengandung majas personifikasi.

    Ditandai dengan adanya sifat-sifat insani. Terdapat pada larik kedua.

    Baju lusuh memeluk tubuhnya
    Melindungi dari terik sang surya



    Rona Senja

    Pengarang - Iyun

    Setiap senja datang
    Dengan awan-awan tipisnya
    Dengan cahaya ke merah-merahan

    ... di sanalah rinduku berteduh.

    Senja senantiasa mengingat
    Masa silam yang sudah berlalu
    Membawa lagi kembang-kembang
    Mekar berseri zaman dahulu

    Teringat pula diriku
    Pada gadis bagus berpipi merah
    Yang dulu pernah kudekati
    Namun minderku membatasi.

    Setiap senja tiba
    Aku teringat pada puisi
    Yang telah mengungkapkan
    Rasa terpendam di dalam hati.

    .
    .

    Penjelasan:

    Puisi di atas mengandung majas personifikasi. Ditandai dengan beberapa kalimat yang subjeknya adalah benda mati.

    Namun diikuti dengan predikat atau kata kerja yang bersifat insani.

    Beberapa larik yang mengandung personifikasi:

    Setiap senja tiba
    Namun minderku menghalangi.
    Yang sudah mengungkapkan


    Titian

    Masa depan telah memanggilku
    Dan membangunkan dari mimpi,
    Akupun bergegas maju
    Meninggalkan beban malasku.

    Hidup ini teramat indah
    Bila diisi dengan usaha
    Rintangan itu teramat gampang
    Bila jiwa kita tinggi menjulang.
    .
    Aku ingin berbelanja periode depan
    Dengan segenap pengorbanan
    Dengan segala usaha
    Di usia belia, kurun akil balig cukup akal.

    Tentang hari ini
    Aku tak memikirkan
    Bagaimana caranya berbahagia.

    Hari ini adalah hari yang paling indah
    Untukku menggapai mimpi-mimpi
    Bukan dengan bersantai
    Tetapi dengan semangat yang membara.
    .
    Ingin saya menanam
    Agar kupetik di kurun datang
    Ingin aku berusaha
    Agar ku dapatkan di periode depan.


    Pagi


    Kabut pagi
    Datang dengan perlahan
    Menyelimuti kampung
    Terpencil yang jauh di tepi gunung.

    Ada nuri yang bernyanyi;
    Bermain-main di tangkai pohon.

    Ada kupu-kupu yang menari;
    Bersahabat dengan kembang mawar.

    Ini hari indah sekali
    Kulangkahkan kaki menyusuri
    Jalan setapak di kampung kecil
    Menyaksikan gubuk-gubuk mungil.
    .
    Rupanya angin ingin menemani
    Dengan semilirnya yang lembut sekali
    Mungkin dia pun ingin membuatkan
    Kapan kebahagiaan di pagi ini.

    .
    .

    Penjelasan:

    Puisi yang berjudul "pagi", ialah pola majas personifikasi di dalam puisi.

    Hampir setiap baitnya mengandung majas tersebut.

    Misalnya perihal burung yang bernyanyi; kabut yang menyelimuti; angin yang ingin menemani.

    Semua subjek di atas ialah benda mati. Akan tetapi mampu melakukan sesuatu layaknya insan. Itulah yang disebut dengan majas personifikasi.


    Berikut ini masih contoh puisi yang mengandung personifikasi.

    Kata-kata yang menerangkan bahwa hal tersebut ialah majas personifikasi ditandai dengan kata yang diwarnai.


    Tengah Hari

    Tengah hari
    Panas oleh matahari
    Angin pun enggan berlari
    Hanya berdiam diri.

    Hanya mendung yang mengapung
    Di antara bentangan angkasa
    Mengumpulkan air hujan
    Menjatuhkan dalam siraman.


    Hari Penuh Berkah

    Hari ini ialah hari yang penuh berkah.

    Ketika bagi pecah dari kepulasan tidurnya. Bagaikan seorang putri yang bangkit dari peraduan.

    Dan angin pun bersemilir. Menyebarkan aroma ke mana saja. Ke utara, ke Selatan, ke arah yang diperintahkan oleh Tuhan.

    Pagi ini pagi yang sarat berkah.

    Ketika hati bebas dari rasa galau. Hilang jua segala bingung gusar. Yang tersisa ketenangan dan kebahagiaan.

    Sebab diawali dengan sujud mendalam. Dalam shalat subuh yang begitu membahagiakan.

    Hati telah penuh dengan keimanan.

    Hati telah dipenuhi dengan rasa kesyukuran. Bumi langit mencurahkan nikmatnya kepada insan. Sebab mereka sudah belajar hidup di atas ketakwaan.


    Pada Akhirnya


    Kalau pada hasilnya
    Kita kembali terhadap-Nya
    Maka apa gunanya
    Bersedih hati sepenuh rasa.

    Bahagia itu lebih memiliki arti
    Untuk mengisi hari-hari kita
    Tanda bersyukur atas lezat-Nya
    Yang kita terima sepanjang masa.
    .
    Kalau pada alhasil
    Kita akan meninggal dunia
    Untuk apa menumpuk harta
    Hanya akan menciptakan kita sengsara.

    Bersedekah lebih berarti
    Agar jiwa merasa senang
    Bahwa kebajikan telah ditunaikan
    Sebagai bekal di hari kemudian.


    Untukmu


    Untukmu Kekasihku
    Telah kudidik hati ini
    Untuk senantiasa setia
    Kepadamu sepanjang usia.

    Telah kuarahkan
    Segenap jiwa
    Agar mengalirkan
    Kasih sayang yang sempurna.

    Aku sudah memeluk cinta
    Dari cinta telah memeluku
    Dan ia membisikkan
    Bahwa dirinya hanyalah untukmu, sayang.


    Itulah beberapa pola dari majas personifikasi. Baik pola dalam bentuk kalimat. Ataupun majas personifikasi yang ada di dalam puisi.

    Cobalah gunakan dalam menulis maupun dalam mengatakan. Agar setiap kalimat yang kita ungkapkan lebih hidup dan lebih indah.

    Tak lupa untuk mencar ilmu macam-macam majas yang lain. Seperti metafora, hiperbola, litotes, dan yang lainnya.







    Posting Komentar untuk "75 Contoh Majas Personifikasi: Kalimat Dan Puisi Dan Pengertiannya"