45 Pantun Jangan Marah, Sombong, Pacaran, Jangan Mengalah
Pantun berisikan tentang petuah atau tutorial disebut pantun anjuran . Pantun nasehat berfungsi untuk memperlihatkan tutorial dan saran.
Sudah banyak acuan pantun anjuran di blog ini. Kamu bisa mencarinya. Mulai dari pantun rekomendasi orang bau tanah hingga pantun anjuran belajar.
Semuanya dibuat selaku bahan pelajaran di sekolah ataupun untuk melatih kemampuan berbahasa kita.
Dengan sering menciptakan pantun, kecerdasan linguistik akan terbangun. Kita akan lebih sensitif dalam memilih diksi maupun rima.
Sudah banyak acuan pantun anjuran di blog ini. Kamu bisa mencarinya. Mulai dari pantun rekomendasi orang bau tanah hingga pantun anjuran belajar.
Semuanya dibuat selaku bahan pelajaran di sekolah ataupun untuk melatih kemampuan berbahasa kita.
Dengan sering menciptakan pantun, kecerdasan linguistik akan terbangun. Kita akan lebih sensitif dalam memilih diksi maupun rima.
1. Pantun Jangan Marah
Cinta yang sejati ialah cinta berada di gerbang pernikahan.
Yang didahului komitmen setia. Disaksikan oleh manusia. Dan mendapat restu dari orang bau tanah.
Pacaran merupakan kesalahan. Orang mampu pacaran bertahun-tahun, tetapi menikah hanya seumur jagung.
Jangan pacaran! Lebih baik berguru atau melakukan pekerjaan membangun era depan. Hidupmu bukan di periode pacaran. Hidup yang sesungguhnya saat kamu sudah berkeluarga.
26.
Untuk apa air pancuran,
jikalau tidak memancar.
Untuk apa berpacaran,
Lebih baik kita berguru.
27.
Langit senja merah merona,
Merah di tepi bagaikan bara.
Pacaran itu pintunya zina,
Mendapat adzab tak terkira.
28.
Batu belah jadi pancuran,
Pohon tinggi sarang lebah.
Bila sekolah usah pacaran,
Pacaran itu setelah nikah.
29.
Air bukit air pancuran,
Kolam renang di Tanjung Pinang.
Cinta sejati tanpa pacaran,
Kalau senang, cobalah meminang.
30.
Bagaimana siput berpindah,
Kalau berjalan sangat lama.
Bagaimana cinta bersemi indah,
Jika caranya memanggil murka.
36.
Air pancuran jatuh berbusa,
Orang pacaran mendapat dosa,
Orang menikah mampu pahala.
37.
Gunung tinggi berkembang kina,
Sangat indah di pandang mata.
Orang pacaran namanya zina,
Orang menikah tunaikan sunnah.
38.
Tenggorokan gatal obatnya gurah,
Sudah digurah lezat rasanya.
Perumpuan pacaran perempuan murah,
Perempuan menikah mahal harganya.
39.
Kain batik warnanya merah,
Kena hujan kainpun basah.
Lebih baik kita menikah,
Supaya cinta menerima berkah.
40.
Bagaimana menciptakan rakit,
Bambu habis tersisa pinang.
Bagaimana hati tak sakit,
Kekasih hati sudah dipinang.
Semua orang punya keinginan. Keinginan yang kuat namanya impian. Merekapun berusaha menggapai harapan.
Dari sekedar harapan, diupayakan menjadi kenyataan. Upaya itu namanya perjuangan.
Akan namun setiap upaya pastilah ada rintangannya. Sebagian orang menyerah sebab rintangan. Sebagian terus berlangsung hingga hingga terhadap tujuan.
41.
Biduk bersandar di pelabuhan,
Kaki tersandung keluar darah.
Hidup ini memang perjuangan,
Terus berusaha jangan mengalah.
42.
Paku sebiji di atas papan,
Burung nuri di atas ilalang.
Hadapi olehmu ombak kehidupan,
Walau perahumu selalu diterjang.
43.
Padang rumput daerah gembala,
Langit biru kini memerah.
Keberhasilan itu laksana piala,
Yang direbut dengan pantang menyerah.
44.
Lari cepat burung puyuh,
Telur tertinggal tak terbawa.
Lisan jangan suka mengeluh,
Lebih baik banyak berdoa.
45.
Bambu sebatang jadi galah,
Tongkat kayu untuk si bau tanah.
Orang mengalah akan kalah,
Sebelum tergapai impian.
.
.
Pengarang kieta Annah Noer Jannah.
Pantun anjuran yaitu untuk pendidikan bawah umur. Supaya mereka lancar mencar ilmu di sekolah. Mulai dari Sekolah Dasar, SMP, sampai SMA.
“Jangan pacaran” ialah anjuran yang harus diulang-ulang oleh orang renta. Sehingga belum dewasa tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.
Eh, masih ada pantun lainnya di bawah ini.
Ann nahl 53
Yang didahului komitmen setia. Disaksikan oleh manusia. Dan mendapat restu dari orang bau tanah.
Pacaran merupakan kesalahan. Orang mampu pacaran bertahun-tahun, tetapi menikah hanya seumur jagung.
Jangan pacaran! Lebih baik berguru atau melakukan pekerjaan membangun era depan. Hidupmu bukan di periode pacaran. Hidup yang sesungguhnya saat kamu sudah berkeluarga.
26.
Untuk apa air pancuran,
jikalau tidak memancar.
Untuk apa berpacaran,
Lebih baik kita berguru.
27.
Langit senja merah merona,
Merah di tepi bagaikan bara.
Pacaran itu pintunya zina,
Mendapat adzab tak terkira.
28.
Batu belah jadi pancuran,
Pohon tinggi sarang lebah.
Bila sekolah usah pacaran,
Pacaran itu setelah nikah.
29.
Air bukit air pancuran,
Kolam renang di Tanjung Pinang.
Cinta sejati tanpa pacaran,
Kalau senang, cobalah meminang.
30.
Bagaimana siput berpindah,
Kalau berjalan sangat lama.
Bagaimana cinta bersemi indah,
Jika caranya memanggil murka.
31.
Baju batik kain satin,
Pendekar bau tanah hendak bertarung .
Alangkah manis si pengantin,
Duduk berdua ia bersanding.
32.
Jalan-jalan ke kota Mekah,
Mencari ilmu kitab dibawa.
Hati bahagia alasannya adalah menikah,
Cinta di dada makin bergelora.
33.
Belajar itu mesti bersungguh-sungguh,
Suasana kelas kan dirindu.
Ada enaknya jadi pengantin,
Masuk kamar pribadi bercumbu.
34.
Pulau Bangka banyak lada,
Tempat petani pergi bekerja.
Menyesal alasannya adalah menikah muda,
Kenapa tak menikah dari dahulu saja.
35.
Ada enaknya anak bertingkah,
Sangat lucu membuat tertawa.
Ada enaknya orang menikah,
Kalau bercinta mendapat pahala.
Baju batik kain satin,
Pendekar bau tanah hendak bertarung .
Alangkah manis si pengantin,
Duduk berdua ia bersanding.
32.
Jalan-jalan ke kota Mekah,
Mencari ilmu kitab dibawa.
Hati bahagia alasannya adalah menikah,
Cinta di dada makin bergelora.
33.
Belajar itu mesti bersungguh-sungguh,
Suasana kelas kan dirindu.
Ada enaknya jadi pengantin,
Masuk kamar pribadi bercumbu.
34.
Pulau Bangka banyak lada,
Tempat petani pergi bekerja.
Menyesal alasannya adalah menikah muda,
Kenapa tak menikah dari dahulu saja.
35.
Ada enaknya anak bertingkah,
Sangat lucu membuat tertawa.
Ada enaknya orang menikah,
Kalau bercinta mendapat pahala.
36.
Air pancuran jatuh berbusa,
Bukit indah di atas kepala.
Orang pacaran mendapat dosa,
Orang menikah mampu pahala.
37.
Gunung tinggi berkembang kina,
Sangat indah di pandang mata.
Orang pacaran namanya zina,
Orang menikah tunaikan sunnah.
38.
Tenggorokan gatal obatnya gurah,
Sudah digurah lezat rasanya.
Perumpuan pacaran perempuan murah,
Perempuan menikah mahal harganya.
39.
Kain batik warnanya merah,
Kena hujan kainpun basah.
Lebih baik kita menikah,
Supaya cinta menerima berkah.
40.
Bagaimana menciptakan rakit,
Bambu habis tersisa pinang.
Bagaimana hati tak sakit,
Kekasih hati sudah dipinang.
5. Pantun Nasehat Jangan Menyerah
Semua orang punya keinginan. Keinginan yang kuat namanya impian. Merekapun berusaha menggapai harapan.
Dari sekedar harapan, diupayakan menjadi kenyataan. Upaya itu namanya perjuangan.
Akan namun setiap upaya pastilah ada rintangannya. Sebagian orang menyerah sebab rintangan. Sebagian terus berlangsung hingga hingga terhadap tujuan.
41.
Biduk bersandar di pelabuhan,
Kaki tersandung keluar darah.
Hidup ini memang perjuangan,
Terus berusaha jangan mengalah.
42.
Paku sebiji di atas papan,
Burung nuri di atas ilalang.
Hadapi olehmu ombak kehidupan,
Walau perahumu selalu diterjang.
43.
Padang rumput daerah gembala,
Langit biru kini memerah.
Keberhasilan itu laksana piala,
Yang direbut dengan pantang menyerah.
44.
Lari cepat burung puyuh,
Telur tertinggal tak terbawa.
Lisan jangan suka mengeluh,
Lebih baik banyak berdoa.
45.
Bambu sebatang jadi galah,
Tongkat kayu untuk si bau tanah.
Orang mengalah akan kalah,
Sebelum tergapai impian.
.
.
Pengarang kieta Annah Noer Jannah.
Pantun anjuran yaitu untuk pendidikan bawah umur. Supaya mereka lancar mencar ilmu di sekolah. Mulai dari Sekolah Dasar, SMP, sampai SMA.
“Jangan pacaran” ialah anjuran yang harus diulang-ulang oleh orang renta. Sehingga belum dewasa tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.
Eh, masih ada pantun lainnya di bawah ini.
Ann nahl 53
Posting Komentar untuk "45 Pantun Jangan Marah, Sombong, Pacaran, Jangan Mengalah"