50 Pantun Penutup Pidato Dan Ceramah Dakwah
Irian cenderawasih.
Cukup sekian terimakasih.
Kayu papan bunga setanggi.
Kapan kapan kita sambung lagi.
Pisau arit memotong duri.
Mohon pamit, undur diri.
Cukup sekian terimakasih.
Kayu papan bunga setanggi.
Kapan kapan kita sambung lagi.
Pisau arit memotong duri.
Mohon pamit, undur diri.
pantun lucu dan pantun rekomendasi perihal kesehatan. Ini dia bait-bait pantunnya.
[21]
Irian cenderawasih,
Anak simpanse sakit gigi.
Cukup sekian terimakasih,
Jangan lupa undang saya lagi.
[22]
Kalau sudah minum jamu,
Akan sehat seluruh tubuh.
Kalau telah banyak ilmu,
Jangan lupa diamalkan.
[23]
Anak ayam di pinggir kali,
Mencari makan pagi-pagi.
Sekarang yang ngaji aneka macam,
semoga sholat subuh tak telat lagi.
[24]
Kalau ingin pergi ke Turki,
Harus banyak nabung duit.
Kalau ingin banyak rezeki,
Banyak sedekah jangan pelit.
[25]
Kelopak bunga amat higienis,
Bunga merambat sungguh tinggi.
Ibu Bapak terimakasih,
Assalamu alaikum saya pergi.
[26]
Sungguh gagah raja Malaya,
Dari Malaka ke neger Campa.
Sampai di sini ceramah saya,
Wassalamu alaikum sampai jumpa.
[27]
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh kita menumpang mandi.
Kalau ceramah aku kurang panjang,
Boleh Anda mengundang lagi.
[28]
Duduk santai di waktu petang,
Taman indah airnya menyembur.
Kepada pengunjung yang datang,
moga rezekinya makin tanpa gangguan.
[29]
Bukan lebah bukan sigung,
Mungkin kancil bukan lutung.
Jangan marah jangan tersinggung,
Ini ceramah bukan manggung.
[30]
Ambil pisau buka ketupat,
Sayur lodeh boleh campurkan.
Kalau ada ilmu di mampu,
Mohon untuk diamalkan.
Salah satu pengalaman berguna di sekolah yaitu pidato. Baik pidato di depan kelas, maupun di lapangan untuk acara-acara tertentu. Baik pidato oleh guru maupun siswa.
Sebagai bumbu dalam pidato, Anda bisa membuat pantun pembuka pidato maupun pantun
[31]
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh kita menumpang mandi.
Kalau Anda ingin pulang,
Pidato saya sebentar lagi.
[32]
Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian.
Anak-anak jangan bubar dulu,
Sudah ini kita kebersihan.
[33]
Untuk apa menciptakan tato,
Dosa besar mampu terkutuk.
Kalau saya sedang pidato,
Tolong jangan suka mengantuk.
[34]
Petik mangga mampu lima,
Cuci dulu semoga higienis.
Pidato aku tidak lama,
Cukup sekian terimakasih.
[35]
Sungguh indah pulau Jawa,
Singapura kotanya rapih.
Saya undur terimakasih.
Update besok ya... Sekarang mau mandi dulu.
[mandinya udah selesai]
Oke, sekarang kita lanjut lagi.
[36]
Panjang ekor ikan pari,
Ikan menyelam ke balik watu.
Mohon pamit undur diri,
Was salamu ‘alaikum wr wb.
[38]
Ikan emas dalam bak,
Perahu besar hendak berlabuh.
Penutup pidato dengan salam,
Asslmu alaikum warohmatullah.
[39]
Awas pisau menciptakan luka,
Kalau luka sulit obatnya.
Assalamu alaikum pidato dibuka,
Mohon jawab dengan sempurna.
[40]
Laut luas amat dalam,
Ikan paus arif menyelam.
Dari lubuk hati yang paling dalam,
Kan kubuka pidato dengan salam.
Sekarang mari kita lihat lagi pantun penutup pidato yang diiringi dengan kesabaran.
[41]
Hujan turun kebun lembap,
Sangat indah tanduk rusa.
Sabar itu memang susah,
Belajarnya sepanjang kurun.
[42]
Ular panjang cerdik berkilah,
Meliuk-liuk seperti keris.
Bersabar memang terasa pahit,
Tapi buahnya sangat elok.
[43]
Dari sawah membawa gabah,
Pakai baju motifnya batik.
Sabarkan hati menghadapi bencana alam,
Kan diganti dengan yang lebih baik.
[44]
Sangat bagus madu lebah,
Madunya bening tidak keruh.
Orang tabah berhati tabah,
Hidupnya tenang, jiwanya teduh.
[45]
Lada pedas tambah ketumbar,
Dipetik oleh anak kembar.
Marilah berlatih untuk tabah,
Agar jiwa terasa lebar.
[46]
Sudah bau tanah gampang pikun,
Daun bidara tujuh lembar.
Kunci berhasil itu tekun,
Kunci besar lengan berkuasa itu sabar.
[47]
Besok ramai sunatan masal,
Juragan ikan hendak berlayar.
Jangan murka jangan menyesal,
Jadilah hamba yang penyabar.
[48]
Ikan emas suka berenang,
Dari sungai hingga telaga.
Orang tabah selalu damai
Hidupnya mudah penuh senang.
[49]
Duduk cantik di atas tikar,
Naik ke atas pakai tangga.
Sabar tabah senantiasa tabah,
Itulah jalan menuju nirwana.
[50]
Bunga mawar bunga selasih,
Air anggun sekarang cuek.
Cukup sekian terimakasih,
Jangan lupa selalu bersabar.
.
.
.
Duh, alhasil akhir juga. Padahal udah malam. Saya mau istirahat dulu. Kalau masih mau baca, masih banyak pantun di bawah ini.
[21]
Irian cenderawasih,
Anak simpanse sakit gigi.
Cukup sekian terimakasih,
Jangan lupa undang saya lagi.
[22]
Kalau sudah minum jamu,
Akan sehat seluruh tubuh.
Kalau telah banyak ilmu,
Jangan lupa diamalkan.
[23]
Anak ayam di pinggir kali,
Mencari makan pagi-pagi.
Sekarang yang ngaji aneka macam,
semoga sholat subuh tak telat lagi.
[24]
Kalau ingin pergi ke Turki,
Harus banyak nabung duit.
Kalau ingin banyak rezeki,
Banyak sedekah jangan pelit.
[25]
Kelopak bunga amat higienis,
Bunga merambat sungguh tinggi.
Ibu Bapak terimakasih,
Assalamu alaikum saya pergi.
[26]
Sungguh gagah raja Malaya,
Dari Malaka ke neger Campa.
Sampai di sini ceramah saya,
Wassalamu alaikum sampai jumpa.
[27]
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh kita menumpang mandi.
Kalau ceramah aku kurang panjang,
Boleh Anda mengundang lagi.
[28]
Duduk santai di waktu petang,
Taman indah airnya menyembur.
Kepada pengunjung yang datang,
moga rezekinya makin tanpa gangguan.
[29]
Bukan lebah bukan sigung,
Mungkin kancil bukan lutung.
Jangan marah jangan tersinggung,
Ini ceramah bukan manggung.
[30]
Ambil pisau buka ketupat,
Sayur lodeh boleh campurkan.
Kalau ada ilmu di mampu,
Mohon untuk diamalkan.
5. Pantun Penutup Pidato Sekolah
Salah satu pengalaman berguna di sekolah yaitu pidato. Baik pidato di depan kelas, maupun di lapangan untuk acara-acara tertentu. Baik pidato oleh guru maupun siswa.
Sebagai bumbu dalam pidato, Anda bisa membuat pantun pembuka pidato maupun pantun
[31]
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh kita menumpang mandi.
Kalau Anda ingin pulang,
Pidato saya sebentar lagi.
[32]
Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian.
Anak-anak jangan bubar dulu,
Sudah ini kita kebersihan.
[33]
Untuk apa menciptakan tato,
Dosa besar mampu terkutuk.
Kalau saya sedang pidato,
Tolong jangan suka mengantuk.
[34]
Petik mangga mampu lima,
Cuci dulu semoga higienis.
Pidato aku tidak lama,
Cukup sekian terimakasih.
[35]
Sungguh indah pulau Jawa,
Singapura kotanya rapih.
Moga faedah untuk semua,
Saya undur terimakasih.
6. Pantun Pidato Assalamu Alaikum
Update besok ya... Sekarang mau mandi dulu.
[mandinya udah selesai]
Oke, sekarang kita lanjut lagi.
[36]
Panjang ekor ikan pari,
Ikan menyelam ke balik watu.
Mohon pamit undur diri,
Was salamu ‘alaikum wr wb.
[38]
Ikan emas dalam bak,
Perahu besar hendak berlabuh.
Penutup pidato dengan salam,
Asslmu alaikum warohmatullah.
[39]
Awas pisau menciptakan luka,
Kalau luka sulit obatnya.
Assalamu alaikum pidato dibuka,
Mohon jawab dengan sempurna.
[40]
Laut luas amat dalam,
Ikan paus arif menyelam.
Dari lubuk hati yang paling dalam,
Kan kubuka pidato dengan salam.
7. Pantun Penutup Pidato Tentang Sabar
Sekarang mari kita lihat lagi pantun penutup pidato yang diiringi dengan kesabaran.
[41]
Hujan turun kebun lembap,
Sangat indah tanduk rusa.
Sabar itu memang susah,
Belajarnya sepanjang kurun.
[42]
Ular panjang cerdik berkilah,
Meliuk-liuk seperti keris.
Bersabar memang terasa pahit,
Tapi buahnya sangat elok.
[43]
Dari sawah membawa gabah,
Pakai baju motifnya batik.
Sabarkan hati menghadapi bencana alam,
Kan diganti dengan yang lebih baik.
[44]
Sangat bagus madu lebah,
Madunya bening tidak keruh.
Orang tabah berhati tabah,
Hidupnya tenang, jiwanya teduh.
[45]
Lada pedas tambah ketumbar,
Dipetik oleh anak kembar.
Marilah berlatih untuk tabah,
Agar jiwa terasa lebar.
[46]
Sudah bau tanah gampang pikun,
Daun bidara tujuh lembar.
Kunci berhasil itu tekun,
Kunci besar lengan berkuasa itu sabar.
[47]
Besok ramai sunatan masal,
Juragan ikan hendak berlayar.
Jangan murka jangan menyesal,
Jadilah hamba yang penyabar.
[48]
Ikan emas suka berenang,
Dari sungai hingga telaga.
Orang tabah selalu damai
Hidupnya mudah penuh senang.
[49]
Duduk cantik di atas tikar,
Naik ke atas pakai tangga.
Sabar tabah senantiasa tabah,
Itulah jalan menuju nirwana.
[50]
Bunga mawar bunga selasih,
Air anggun sekarang cuek.
Cukup sekian terimakasih,
Jangan lupa selalu bersabar.
.
.
.
Duh, alhasil akhir juga. Padahal udah malam. Saya mau istirahat dulu. Kalau masih mau baca, masih banyak pantun di bawah ini.
Posting Komentar untuk "50 Pantun Penutup Pidato Dan Ceramah Dakwah"