Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

75 Teladan Majas Litotes : Arti Dan Penjelasannya

Menurut ahli bahasa Indonesia yakni Gorys Keraf, Majas litotes ialah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.

Misalnya alih-alih menyampaikan “rumah,” justru digunakan kata “gubuk.”

Tentunya majas litotes merupakan salah satu majas dari aneka macam macam majas yang ada.

Penggunaan majas yang benar menciptakan kalimat terasa lebih hidup.

Begitu pula pesan akan tersampaikan dengan lebih terperinci.

Kita harus mampu memakai secara tepat. Kapan mesti memakai majas litotes, ironi, hiperbola, ataupun personifikasi.

 Menurut ahli bahasa Indonesia yakni Gorys Keraf 75 Contoh Majas Litotes : Arti dan Penjelasannya

Contoh Majas Litotes Singkat


Berikut ini kalimat singkat yang mengandung majas litotes.

  • Sehari-hari kami cuma makan nasi dan garam saja.
  • Apakah tidak salah meminta anjuran kepadaku yang tak mengetahui apa-apa?
  • Kendaraan kami hanya suatu sepeda butut.
  • Aku hanya pungguk yang merindukan bulan.
  • Pendapatanku tak seberapa.
  • Kami hidup pas-pasan selama ini.
  • Makanlah bareng kami walaupun cuma seadanya.
  • Aku tak pantas mendapat kebanggaan itu.
  • Dari tabungan itu kami membuat gubuk kecil.
  • Aku cuma rakyat jelata dari kampung.
  • Terimalah bingkisan yang tak seberapa ini.
  • Mohon maaf atas jamuan ala kadarnya.
  • Aku tak layak mendampingi orang secerdas kau.
  • Proyek itu tidak mengecewakan untuk menyambung hidup.
  • Alhamdulillah ada keuntungan untuk sekedar beli Pampers anak.
  • Maafkan kan kau mesti bersabar mengajari orang terbodoh diriku.
  • Kami berasal dari keluarga yang sungguh sederhana.
  • Orang miskin sepertiku hanya mampu menabung receh demi receh.
  • Aku bukan siapa-siapa di tengah masyarakat.
  • Wajahku akan membuat kau aib kalau bersamaku.
  • Hartaku hanyalah gubuk bau tanah dan sepeda ini.
  • Aku tak mungkin bisa membalas jasa-jasamu.
  • Jasaku tak seberapa dibandingkan penghargaan ini.
  • Gadis kampung seperti ku tak patut bersanding denganmu.
  • Maafkan jika saya tidak terlampau paham tata krama.
  • Kami cuma didikan anak desa.
  • Datanglah ke gubuk kami kapan-kapan?
  • Hanya masakan kampung yang bisa kami hidangkan.
  • Aku tetaplah seorang murid di hadapannya.
  • Kami hanya anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa.
  • Apakah ia mau dengan seorang kuli seperti diriku?
  • Kalau kau sudi menginap di pondok kami.
  • Singgahlah ke rumahku yang sederhana.
  • Pekerjaanku hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
  • Motor rongsokan ini sudah menemaniku mencari receh.
  • Aku tak pernah tahu wacana hal tersebut.
  • Kami makan cuma dengan tahu tempe.
  • Karena bantuanmu saya mampu melalui dilema ini.
  • Maafkan anak-anak kami yang tak mengerti akhlak.
  • Otaku begitu lemah untuk memahaminya.
  • Hanya baju murahan yang bisa aku beli.
  • Pekerjaan sampingan ini tidak mengecewakan untuk menambah nambah duit belanja.
  • Novelku pasti tak diperhitungkan.
  • Kami hanyalah sekumpulan belum dewasa kampung biasa.
  • Apa tak salah memilihku yang tidak punya apa-apa?
  • Apa istimewanya diriku sehingga engkau ingin menikah denganku?
  • Aku hanyalah anak penggembala.
  • Kami hanya mampu menyembuhkan air bening saja.
  • Aku orang tak berpendidikan tak pantas menerima penghargaan ini.
  • Semoga kau senang dengan oleh-oleh dari desa ini.
  • Tak ada barang glamor di rumahku.
  • Usaha skala kecil itu mencukupi kehidupan sehari-hari kami.
  • Jangankan berbelanja mobil, motor saja saya belum punya.
  • Nanti kamu malu mengajak orang kampung sepertiku.
  • Menginaplah di tempatku yang sempit.
  • Kalau kau mau, kamu boleh tinggal di gubuk kami.
  • Kita hanyalah sebutir pasir di gurun yang begitu luas.
  • Tentunya aku tak ada apa-apanya dibandingkan dia.
  • Rumahku kecil dan sangat panas.
  • Mohon kehadirannya dalam selamatan kecil-kecilan di rumah kami.
  • Aku adalah Ayah yang tak pandai mendidik belum dewasa.
  • Pemberian kami hanyalah setetes air di samudra luas.
  • Jangan kapok menumpang di mobilku yang sudah tua ini.
  • Kami tidak mampu jikalau harus berbelanja barang termahal itu.
  • Aku hanya punya sepetak sawah untuk menghidupi keluarga.
  • Usaha ini cuma bermodalkan dengan modal yang pas-pasan saja kok.
  • Bagiku sepatu sederhana ini ialah yang paling mewah.
  • Honorku cuma mampu untuk berbelanja garam.
  • Dengan laptop renta ini saya menjajal menjadi penulis.
  • Aku tak akan mampu kecuali dengan bantuanmu.


Contoh Majas Litotes Dalam Puisi


Di bawah ini beberapa acuan puisi yang mengandung majas litotes.

Dengarlah

Ingin kutuliskan untukmu
Sebuah puisi yang sederhana
Yang jauh dari indahnya para pujangga
Apalagi puisi menyentuh jiwa.

Aku hanya ingin menyusun kata
Yang mengungkap segenap rasa cinta
Sekedar engkau mengetahui
Apa yang kurasa dalam hati


Musafir

Aku hanya suatu kenangan
Dari bagian hidupmu yang terbuang
Yang segera kamu lupakan
Tak lagi kamu kehendaki.

Aku akan pergi jauh
Meninggalkan kala lalu
Bagiku cukup kelam
Dihiasi langit muram.











Posting Komentar untuk "75 Teladan Majas Litotes : Arti Dan Penjelasannya"